Menerangi langit dan bumi. Nur hidayah umpama 'Misykaat' dalam qandil kaca yang jernih terang laksana bintang yang bersinar cemerlang yang dinyalakan banyak manfaatnya, yang sentiasa terdedah kepada sinarNya dengan sendirinya memancarkan cahaya bersinar walaupun ia tidak disentuh api yang berganda-ganda, berlapis cahaya memimpin sesiapa yang dikehendakiNya dan Allah Maha Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu

May 17, 2011

The Secret Power Of Zikir Nafas

Power ko zikir nafas ni? Inilah artikel yang aKoo jumpa ketika melayari laman web. Lain yang aKoo cari, lain yang jumpa. Tapi bila dibaca dengan tenang, rasanya berguna juga sangat² pada diri aKoo. So aKoo tempek kat sini, terimakasih kepada yang sudi mengkisahkan serba sedikit pasal ni.

Walaupon persembahannya berasaskan Tarikat Naqsyabandiah, aKoo bukan pengikut mana² 'Tarikat' tapi rasanya kebaikan amalan ini, molek sangatlah dikongsikan bersama. So, kepada sesapa yang ingin mencubanya .. Take ur own risk .. rasanya amalan untuk diri sendiri mendekati dan menyerah diri pada Allah ada risk ker? Sendiri jawab aaa
sumber: http://tunggal.blog.com


Selama ini, kebanyakan orang selalu berpendapat bahwa tidak semua orang dapat melatih tenaga dalam; tenaga dalam tidak diajarkan dalam Islam; tenaga dalam merupakan hasil bantuan jin dsb. Tenaga dalam yang sebenarnya cuma istilah lain dari energi murni merupakan fitrah, sesuatu yang sudah ada dalam diri manusia, yang jika berdasar pada manfaatnya, itu sebenarnya sebuah pemberian dari Allah, suatu nikmat yang patut disyukuri.

Banyak juga pandangan bahwa tenaga dalam itu dipelajari melalui yoga yang dasarnya adalah praktik yang terdapat dalam agama Hindu dan Buddha, ini merupakan suatu paradigma yang sempit. Tenaga dalam yang sebaiknya kita sebut energi murni saja tidak hanya berasal dari agama Hindu atau Buddha saja. Melainkan merupakan suatu anugerah Allah kepada seluruh manusia. Bukankah manusia diciptakan dalam keadaan yang sempurna? Lagi pula yang membezakan antara manusia satu dengan yang lain adalah ketakwaannya. Salah satu dari wujud ketakwaan manusia kepada Tuhannya adalah mensyukuri nikmat yang diberikanNya, bukan hanya dengan mengucapkan Alhamdulillah saja, namun juga menggali, memiliki dan memanfaatkan pemberian itu dijalan yang baik dan benar.

Pengalaman saya selama 10 tahun menggodok sebuah perguruan energi murni memberikan saya pelajaran terbesar, bahwasanya sebaik-baik manusia adalah manusia yang membawa kebaikan dan perbaikan bagi manusia lain. Segala puji bagi Allah, apa yang kami ajarkan ternyata membuahkan hasil yang insya Allah diredhai olehNya. Mulai dari pengubatan hingga penjagaan dan penentraman. Di samping itu, ternyata dengan banyak memberikan pemahaman bahwa La haula wala quwata illa billah, ada perubahan sikap secara signifikan.

Tiap-tiap orang memiliki cara dakwah yang berbeza; melalui ceramah, tulisan, tayangan, pakaian, dan ini juga termasuk salah satu proses syiar dan dakwah. Dengan demikian, memberikan pelatih seperti ini tidaklah bertentangan dengan Islam, melainkan memperkuat Islam.

Apa yang kami ajarkan hanyalah bagaimana memahami rahsia nafas di dalam proses zikir. Menggali bagaimana gabungan antara zikir sebagai media ketenangan jiwa dan latihan pernafasan sebagai media pembangkit energi murni. Dengan dorongan zikir, insya Allah terhindar dari campurtangan pihak-pihak yang tak diundang (jin dan iblis).

Mengenal Nafas
Nafas diartikan sebagai udara yang keluar dan masuk dalam tubuh manusia, memompa darah dan membuat manusia dapat bertahan hidup. Nafas juga dapat diartikan sebagai nyawa atau jiwa. Kami lebih cenderung mengartikan nafas dengan pengertian yang kedua. Lebih kritis lagi, nafas adalah “tali” yang mengikat jasad dan ruh sehingga keduanya dapat bersatu. Jika nafas terputus, ruh dan jasad akan terpisah dan pemiliknya dinyatakan almarhum.

Tanpa mengubah makna Nafas dalam pengertian yang pertama, terdapat empat pembagian nafas. Iaitu Nafas, Nufus, Anpas dan Tanafas. Ada yang keluar masuk tubuh, ada yang masuk dan tidak keluar dari tubuh, ada yang tidak pernah keluar dan tidak pernah masuk (sudah memang ada di dalam tubuh) dan ada yang keluar dan tidak masuk lagi (hembusan nafas yang terakhir).

Allah menyempurnakan manusia dengan “meniupkan” ruh ke dalam jasad. Kata “tiup” sangat erat kaitannya dengan “nafas”, memberikan gambaran bahwa Allah menggunakan “nafasNya” untuk mengikat atau menyatukan jasad dan ruh kita. Ilustrasi ini kemudian meyakinkan kita bahwa nafas bukanlah suatu pemberian yang sama dengan pemberian lain.

Manusia dapat saja tidak makan dan minum selama berhari-hari dan tidak mati. Tetapi manusia tidak dapat meninggalkan gerakan bernafasnya meskipun 10 minit saja. Artinya, nafas memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Perbezaan nafas yang masuk dan nafas yang keluar sebagaimana saya sebutkan tadi, secara ilmiah dapat diketahui bahwa nafas yang masuk (O2) bukanlah nafas yang keluar (CO2). Nafas yang keluar tidak lagi untuk manusia, melainkan untuk tumbuh-tumbuhan. Ini juga memberikan gambaran bahwa ada power yang terkandung dalam nafas yang keluar dan masuk itu.

Ketika berada di dalam rahim, seorang bayi bernafas dengan bantuan kekuatan nafas ibunya. Selama berbulan-bulan dalam kegelapan, diselimuti dengan berlapis-lapis membran, namun tetap dapat hidup tanpa luka, dengan berkat nafas itu. Kematian makhluk bernafas juga diisyaratkan oleh nafas itu sendiri. Singkat cerita, nafas memiliki kekuatan yang dahsyat, sebagai anugerah yang tidak patut disia-siakan.

Sederhananya, ketika diri mengalami kesusahan, ketakutan dan kesedihan, dengan menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dapat meringankan apa yang terasa sesak dalam dada. Seolah-olah nafas memiliki jari-jari yang lebar dan mampu meraup segala rasa dalam dada dan mengeluarkannya. Dengan menahan nafas kekuatan fisik juga boleh bertambah. Bayangkan kembali suatu saat kamu mengangkat satu beban yang cukup berat, kamu perlu menarik nafas sebentar, menahannya dan barulah kamu mengencangkan otot-ototmu untuk mengangkat beban itu. Sayang kita tidak menyempatkan waktu untuk memikirkan kekuatan nafas ini.

Nafas adalah simbol kehidupan. Dari hembusan nafaslah setiap manusia dihidupkan, dengan hembusan nafaslah manusia menjalani kehidupan dan dengan hembusan nafas pula manusia mengakhiri kehidupan. Wallahu a’lam bissawab.

Mengenal Zikir Nafas
Saat ini anda mungkin berfikir bahwa isi artikel ini mungkin menyimpang kerana istilah “Zikir Nafas” mungkin baru terdengar. Sebenarnya zikir nafas ini bukan istilah baru, memang tidak lahir di zaman Rasulullah, tetapi tidak usah ragu. Hukum istilah ini sama halnya dengan istilah Balaghah, Syaraf, Ma’ani, Imla’ dan Tajwid yang tidak lahir di zaman Rasulullah. Istilah Zikir Nafas ini lahir dari suatu riadah (latihan jiwa) dalam tarekat Naqasyabandiah. Kita bukan sedang membahas tarekat, yang kita bahas adalah bagaimana Zikir Nafas ini turut menyumbang dalam membuka rahsia Nafas.

Zikir Nafas adalah proses zikir yang diikuti dengan irama naik-turun nafas kita. Kebanyakan para sufi dan wali menamakannya zikir nafas kerana mereka yakin bahwa setiap unsur diri kita harus melakukan zikir. Sehingga zikir tidak hanya dilakukan oleh lisan dan qalb (zikir qauliah dan qalbiyah), tetapi nafas juga harus melakukan zikir, otak juga melakukan zikir, mata, telinga, tangan dan kaki, semuanya harus melaksanakan zikir. Tetapi saya tidak mungkin membahasnya semua, yang akan saya bahas adalah zikir nafas saja.

Pengertian zikir sebagai mengingat Allah cukup sempit. Zikir merupakan kenderaan agar seorang hamba dapat sampai ke hadirat Allah. Mengingat Allah bukan sama dengan mengingat orang tua, hal ini sama halnya memanusiawikan Allah. Jika manusia mengingat Allah, manusia tersebut dapat sampai ke hadirat Allah, artinya, Allah menjadi hadir dalam renungannya. Sehingga apapun yang manusia atau hamba itu minta, permintaan itu secara langsung diterima dan didisposisi oleh Allah dan dikabulkan secara berkadar. Sehingga Allah memerintahkan kita untuk berdo’a dengan menggunakan Asma’ul Husna (99 nama Allah yang Baik). Artinya, asma yang digunakan untuk berdo’a itu disesuaikan dengan keperluan kita, jika kita sakit dan minta kesembuhan, kita harus utamakan untuk menggunakan asma “Allahu Syafi…” yang artinya (Allah Maha Penyembuh).

Kita melakukan pendekatan kepada Allah dengan Asma-Nya. Itu yang diinginkanNya. Bagaimana dengan zikir nafas? Para sufi membahagi zikir ini ke dalam tiga jenis: Zikir Lisan (dilakukan oleh lidah), Zikir Khofy (dilakukan oleh hati) dan Zikir Nafas (diikuti dengan nafas). Sebahagian sufi yang lain melengkapinya dengan zikir sirr, zikir yang dirahsiakan dan zikir fi’li iaitu zikir yang dilakukan dengan perbuatan.

Intinya adalah bahwa zikir nafas itu adalah zikir yang rentaknya menuruti irama naik turun-diamnya nafas. Dalam hal ini, zikir bukan lagi satu hal yang asal sebut dan asal ingat saja. Tetapi zikir sudah merupakan suatu disiplin yang teratur dan tidak terbengkalai, hal ini perlu dilakukan kerana menyangkut dengan Allah swt. Zikir menjadi suatu proses yang ketat dan tidak main-main. Para sufi, para wali melakukan hal ini (tentunya dengan dasar/dalil yang kuat, silakan baca kisah-kisah tasauf atau tarekat untuk melihat dasar-dasarnya) demi mengembalikan zikir ke tempatnya semula, yang agung dan suci.

Apakah zikir kini tidak lagi sesuatu yang agung? Ya! Kita dapat melihat, takbir hari raya sudah di-remix dengan irama disko, pawai takbir diikuti seperti halnya pawai lainnya, tasbih digantung-gantung di leher anak-anak zaman sekarang sebagai trend, serban dikalung-kalung bukan lagi oleh kiai, tetapi anak-anak remaja yang masuk ke diskotik juga pakai. Para pembawa acara, pelawak dan sebagainya menggunakan songkok secara miring, dengan rambut berserabut, seolah songkok merupakan bahan humor yang efektif. Para politikus menjual-jual Firman dan Hadis demi kepentingan duniawi peribadi. Ke depan nanti, tidak menutupi kemungkinan bahwa ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadis Rasulullah juga menjadi bahan humor. Hal ini sangat merendahkan posisi “Mengingat Allah” dari posisi sakral ke posisi main-main.

Para sufi kemudian merasa prihatin, hal-hal yang suci dan agung sudah menjadi hal yang rendah, didirikanlah disiplin-disiplin tertentu yang mengaturnya. Dengan kata lain, mereka mengembalikan posisi “Mengingat Allah” ke posisi agung. Akan tetapi, lihatlah, yang terjadi kini. Para sufi dituduh bid’ah, bahkan murtad. Akhirnya, bertebaranlah apa yang mereka takutkan terjadi. Iaitu perlecehan terhadap simbol-simbol “Mengingat Allah” tadi. Ini merupakan bukti ramalan Rasulullah bahwa suatu masa kelak nanti agama menjadi simbol saja, kitab suci menjadi tumpukan kertas dan masjid hanya menjadi bangunan saja. Kali ini melebihi apa yang diramalkan Rasulullah, di mana simbol-simbol agama tidak lagi pada tempatnya, banyak penyelamat agama yang dituduh bid’ah. Melalui pengenalan zikir nafas ini, kami juga hendak mengajak kita semua untuk mengadakan proses penyelamat terhadap atribut-atribut suci ini.

Manafaat zikir nafas ini sangat besar. Dalam praktik muraqabah, nafas diyakini sebagai jalan menuju tumpuan terhadap makna zikir. Zikir nafas bermanfaat demi ketenangan batin, keluasan dada dan pencerahan fikiran. Zikir jika diikuti dengan nafas, zikir tersebut akan mengalir di seluruh aliran darah dan di setiap detak jantung. Membuat kita berkekalan dengan zikrullah, selain itu zikir nafas juga membangkitkan energi murni (inner power) yang bermanfaat untuk pengobatan dan perlindungan. Menurut pengalaman perguruan, zikir nafas juga berimbas pada pengendalian emosi yang lebih positif dan pengendalian hawa nafsu. Di samping itu juga meningkatkan daya tahan tubuh dan menjaga fikiran tetap konsen, membuat tubuh menjadi tegak dan lebih peraya diri dan tangguh dalam menghadapi musuh-musuh Islam.

Bagaimana zikir dan nafas ini bergabung menjadi zikir nafas akan kita bincangkan di pasal selanjutnya. Untuk saat ini, sebaiknya persiapkan diri dulu untuk memahami bahwa zikir nafas bukanlah suatu yang dilarang dalam agama Islam, melainkan hal yang sangat bermanafaat buat kehidupan kita peribadi, kelompok bahkan untuk memerangi musuh-musuh Islam. Jika kamu sudah siap, kita akan masuk ke pasal berikut, yakni bagaimana zikir dan nafas bergabung. Dan segera kamu akan rasakan natijahnya (hasilnya) yang sangat bermanafaat, membuat tersungkur dan menangis bahwa kamu hampir saja terlambat mensyukuri nikmat Allah yang sangat besar ini.




Wallahu a’lam bissawab.

Bagaimana Zikir dan Nafas Bergabung
Zikir nafas adalah perpaduan atau kolaborasi antara nafas dan zikrullah. Merasukkan, menancapkan, mengalirkan zikrullah ke seluruh sendi dan pembuluh darah, ke relung-relung dada, memalung hati dan menegasikan hal yang bukan Allah dari dalam hati. Caranya sangat banyak, tetapi hanya beberapa saja yang akan kami paparkan di sini. Peringatan penting, bahawa sesungguhnya La Haula Wala Quwwata Illa Billah!!!!, jangan melaksanakan praktik seperti ini dengan niat selain Allah!!!! Ingatan senantiasa harus tertuju pada Allah. Langkah-langkah di bawah ini adalah disiplin demi keteraturan jalan menuju berkekalan dengan zikrullah.



Wallahu a’lam bissawab.

Langkah I “Memenuhi dada dengan nama Allah”:
Pastikan saat ini anda sedang dalam keadaan wudhu. Pertama-tama, harus difahami bahawa setiap ucapan senantiasa diikuti oleh nafas. Tak ada suara jika tak ada nafas bukan? Di sinilah kita tidak menyia-nyiakan nafas dengan mengeluarkan suara yang sia-sia juga. Saat kita sedang tidak berbincang dengan orang, hendaknya setiap tarikan nafas (dari hidung) kita sertakan “Bismillahirrahmanirrahim…” dengan durasi tahan selama dua detik kita ucapkan “Allah… Allah…”. Setelah itu hembuskan nafas tanpa mengucapkan atau menyertakan apapun.

Arti dari perlakuan tadi adalah memasukkan nama Allah ke dalam dada dan menetapkan (isbat) nama Allah di sana dan menghembuskan selain Allah (ghairullah) dari dalam diri. Jika ini kamu lakukan minimal 10x dalam sehari saja, kamu dapat merasakan bagaimana pengaruh positifnya, selain nafas kamu terlatih untuk teratur kamu juga merasakan bahwa Allah akan selalu dalam hatimu. Menjelang tidur juga dapat kamu lakukan, akhirnya kamu dapat membiasakan setiap hirupan nafas dengan nama Allah. Jika ini sudah terbiasa dilakukan, kamu dapat beralih ke langkah selanjutnya.



Wallahu a’lam bissawab.

Langkah II “Menegasikan selain Allah dari dalam dada”:
Langkah kedua ini kamu akan berlatih bagaimana membersihkan dada dari yang selain Allah. Artinya, segala yang menjauhkan kamu dari ingatan kepada Allah akan kamu tolakan, sehingga hanya segala sesuatu yang jika Allah ada sebelum, beserta dan sesudahnya saja yang boleh bercokol dalam dadamu. Jika pada langkah pertama kita gunakan Basmalah dan Ismuzzat, yang kedua ini kita akan gunakan zikir Nafi-Isbat atau lazim disebut Tahlil (La ilaha illallah). Jika langkah pertama dapat kamu lakukan di mana saja dan bila saja, langkah kedua ini lebih disarankan untuk dilakukan disaat anda tafakur (iktikaf), menjelang tidur juga diperbolehkan. Caranya adalah menyertakan “La ilaha….” Pada saat menarik nafas dan menyertakan “Illallah…” pada saat menghembuskannya. Maknanya adalah bahwa kamu menafikan (meniadakan) tuhan-tuhan dan mengisbatkan (menetapkan) Allah sebagai satusatunya Tuhan. Perbiasakanlah berzikir dengan cara ini, agar zikir benar-benar mendarahdaging di dalam diri, sehingga insya Allah tidak ada perilaku yang bertentangan dengan zikir.

Cara pertama dan kedua ini akan dengan sendirinya mengakar dalam diri kamu, sehingga setiap kamu mengucapkan Bismillah, nafasmu pun menarik bismillah itu ke dalam dadamu, begitu juga dengan la ilaha illallah, sehingga berkekalanlah kamu dengan zikrullah. Jika hal ini sudah terbiasa, kamu dapat melangkah ke langkah selanjutnya.



Wallahu a’lam bissawab.

Langkah III “Membangkitkan energi murni”:
Kini kamu memasuki suatu wilayah khusus yang tidak boleh kamu lakukan di sembarang tempat dan sembarang waktu. Jika kamu seorang pekerja, lakukanlah disaat kamu sedang santai atau sesudah tahajjud. Dalam keadaan bersila ucapkanlah zikir nafi-isbat dengan irama nafas sebagai berikut: 1x zikir penuh (la ilaha illallah) saat menarik nafas, 3x zikir penuh (la ilaha illallah, la ilaha illallah, la ilaha illallah)saat durasi tahan, dan 1x zikir penuh (la ilaha illallah) saat menghembuskannya. Energi murni yang terhimpun tidaklah kamu sadari, dan tidak perlu kamu sadari. Kamu dapat merasakannya kelak, misalnya daya tahan tubuh kamu meningkat, kekuatan fisik kamu bertambah, fikiran lebih mantap, hati semakin tenang dan menjadi lebih peka terhadap berbagai kemungkinan. Ingatlah…ingatan harus senantiasa tertuju pada Allah yang menganugrahkan nafas kepadamu. Lakukanlah hingga kamu merasa cukup. Hingga terbiasa, dalam keseharianmu, tiada nafas tanpa zikrullah.



Wallahu a’lam bissawab.

Langkah IV “Menetapkan Hati”:
Saatnya kini menetapkan hati. Jika hati kita tidak ditetapkan, percuma saja semua riyadah di atas. Cara menetapkan hati ini adalah dengan cara senantiasa mengucapkan zikir ismuzzat (Allah… Allah… Allah…) di setiap tarikan nafas, durasi tahan dan saat menghembuskan nafas. Upayakan saat mengucapkannya lidah tidak bergerak, hal ini melatih hati untuk mengingat Allah tanpa adanya campur tangan lidah. Ada saatnya lidah mengucapkannya, tetapi saat lidah mengucapkan zikir, 75 % hati tidak mengucapkannya, iya kan?



Wallahu a’lam bissawab.

Jika langkah-langkah di atas kita ikuti, akan terasa pengaruh positifnya sebagaimana yang sudah saya sampaikan sebelumnya. Tentunya hal ini tidak memerlukan waktu yang sebentar, perlu waktu untuk membentuk diri berkekalan dengan zikir di setiap hembusan nafas.

Selain itu, perlu niat dan tekad yang bulat serta kesungguhan dan kesabaran untuk melatih diri. Ini merupakan proses riadah (latihan jiwa), aktifitas fisik tidak lain hanyalah manifestasi saja, cerminan saja.



Wallahu a’lam bissawab.

Integrasi dalam Solat:
Upss…jangan berteriak “wah ini bid’ah…!” dulu. Ini bukan menambah-nambahkan unsur Solat. Kita hanya mengatur nafas kita saat kita Solat, agar Solat kita tidak tergesa-gesa, lebih tenang demi mencapai tuma’ninah dan muthmainnah saja. Kan, tidak mungkin kita Solat tanpa bernafas kan? Sesungguhnya yang dimaksud dengan integrasi dalam Solat adalah bagaimana kita membuat bacaan dalam Solat kita menjadi lebih tenang dan insyaAllah khusyu. Kamu mungkin tertanya-tanya, apakah dengan mengatur nafas, Solat kita menjadi khusyu? Tentu saja! Dengan bernafas teratur kita akan menjadi lebih tenang, dan ketenanganlah yang diperlukan dalam Solat, bukan hilang ingatan atau kekosongan fikiran yang disebut-sebut oleh praktis ghaib tipuan. Yang disebut dengan khusyu adalah “keterarahan” dan kamu hanya dapat terarah jika kamu teratur. Seperti saat memanah, sang pemanah akan mengajarimu agar “tidak bernafas” agar tubuh tidak goyang. Dalam hal ini, pengaturan nafas (bukan tidak bernafas) yang bersesuaian dengan bacaan dan gerakan Solat untuk membuat kita lebih terarah pada niat kita yang “lillahi ta’ala” sebagai tujuan kita.



Wallahu a’lam bissawab.

Cara untuk mengintegrasikannya adalah sebagai berikut:
1. Mengucapkan takbiratul ihram dan mengangkat kedua tangan sambil menghirup nafas secara perlahan. Setelah takbiratul ihram sempurna, barulah menghembuskannya kembali secara perlahan dan jangan tergesa-gesa.

2. Membaca suratul Fatihah dengan nafas yang teratur, dan ingatlah untuk tidak menarik nafas di saat mengucapkan kalimat terakhir surat alfatihah (ghairil maghduubi alaihim walad dhaallin…) kerana kita tidak menghendaki sifat-sifat dhalalah (tercela) merasuk dalam dada kita yang sudah kita masukkan nama Allah.

3. Mengucapkan dua kalimah syahadat saat tasyhadud awal dan akhir dengan cara: menarik nafas saat mengucapkan “Asy hadu 'alla ilaha….” Dan menghembuskan nafas dengan mengucapkan “Illallah…” lalu dilanjutkan dengan “Waasyhadu anna Muhammadurrasulullah…”. Dan yang terakhir.

4. Saat salam kanan, tariklah nafas dengan mengucapkan Alhamdulillah sebagai wujud syukur kepada setiap nikmat Allah dan hembuskanlah nafas saat salam kiri seraya mengucapkan Astagfirullah sebagai wujud penyesalan kita terhadap dosa kita, dan sebagai proses tolakan terhadap sifat tercela.

Demikianlah cara untuk mengintegrasikan zikir nafas ini di dalam Solat kita. Agar Solat menjadi lebih bermakna, banyak orang yang melakukan Solat, namun mereka tidak memetik buah dari Solat itu. Kerana Solat baginya hanya menjadi bagian dari kewajiban, Solat tidak terintegrasi dengan nafasnya, dengan jiwanya. Solat harus terintegrasi dengan jiwa, merasuk dalam dada dan menjadi keperluan diri.



Wallahu a’lam bissawab.

Memanfaatkan Zikir Nafas
Pengobatan dengan zikir nafas sebenarnya masuk pada kategori ruqyah. Kerana mengandalkan zikir atau wirid serta ayat-ayat Al-Qur’an yang terkenal sakti itu. Perbedaannya dengan praktik ruqyah yang dilakukan oleh kebanyakan praktisi saat ini adalah tidak adanya peranan nafas dalam pengobatan itu. Tetapi, saya pernah bertemu dengan beberapa praktisi ruqyah yang menjelaskan bahwa mereka juga mengandalkan pertahanan nafas dan kekuatan zikir nafas untuk mengobati pasien mereka, mereka meyakini nafas sebagai “pelatuk” bagi “senjata bathin” mereka. Wallahu a’lam bissawab.

Mengobati orang dirasuk:
Kita tau apa yang dimaksud dengan dirasukkan? Saat ada orang yang dirasuk (boleh juga terhadap penderita epilepsi/ayan), berhadapanlah dengan penderita dan bermunajatlah kepada Allah, meminta redha atau izin untuk memanfaatkan pemberianNya untuk mengobati orang yang bersangkutan. Tariklah nafas dalam dengan mengucapkan Bismillah…, saat itu, telapak tangan kanan kamu di dahi penderita (jika bukan muhrim, mohon dialas dengan sapu tangan atau serban). Setelah menarik nafas, tahan nafas kamu dan bacalah zikir La ilaha illallah, atau membaca Ayatul-Kursy. Pasti yang dirasuk akan berteriak “Panas… Panas…”, ulangi dengan cara yang sama tetapi dengan memegang ujung jari dengan sedikit tekanan. Saat dia berteriak “Panas…” atau apa saja, segera kejutkan dia dengan tarikan di jarinya, seolah kamu menarik sesuatu dari dalam dirinya. Di dahi juga boleh, bayangkan saja kamu mencabut rumput di lapangan. Dengan izin Allah, orang tersebut akan sembuh.



Wallahu a’lam bissawab.

Mengesan sihir dan mengobatinya:
Dalam Asbaabun-Nuzul diterangkan bahwa surat Al-Falaq dan Annas diturunkan saat Rasulullah sakit. Dua Malaikat menghampiri Rasulullah dan duduk di bahagian kepala dan satunya di bagian kaki. Setelah kedua surat pelindung ini dibaca, ada isyarat bahwa Rasulullah terkena sihir. Ditemukan sebuah buntil yang ditanam di sebuah perigi. Saat membaca surat-surat ini, buntilan tersebut dengan izin Allah terbuka dan hancur. Wallahu a’lam bissawab.

Untuk melakukan pengesanan, sediakanlah segelas air sejuk yang bersih. Awali dengan munajat. Bacalah surat Al-Fatihah dan tariklah nafas dengan membaca Bismillahirrahmanirrahim, dalam durasi tahan, bacalah surat al-Falaq dan Annas masing-masing 1 x. setelah itu, hembuskanlah nafas ke dalam air itu. Ucapkanlah selawat dan salam kepada Rasulullah.

Celupkan jari syahadat anda yang bersih ke dalam air itu dan teteskan ke mata orang yang bersangkutan. Jika matanya perih dan di seputaran matanya menggelap, itu tandanya bahwa jin yang bersembunyi dalam matanya terbakar dan dia terkena penyakit jin. Teteskan masing-masing mata sebanyak 7x.



Wallahu a’lam bissawab.

Untuk mengobatinya, caranya hampir sama, tetapi airnya untuk diminum. Jadi jangan celup jari kamu lagi. Proses pembacaan dan penghembusannya juga diulang-ulang sebanyak 3, 5,7 sampai 9 kali.

Kemudian air itu diminumkan kepada yang bersangkutan. Dengan izin Allah, insyaAllah akan disembuhkan segera. Kamu juga dapat menambahkan dengan Asmaul Husna yang berkaitan dengan penyembuhan.



Wallahu a’lam bissawab.

Memperkuat tulang dan gigi:
Saat kamu bersiwak atau menggosok gigi, bermunajatlah kepada Allah. Seperti biasa, tariklah nafas dengan membaca Basmalah, tahan dan bacalah Ya Qawiyu Ya Matiin dan hembuskanlah di siwakmu dan mulailah bersiwak. Untuk memperkuat tulang, selain minum susu berkalsium, gunakanlah cara Islami ini.



Wallahu a’lam bissawab.

Melindungi diri dari serangan kasar maupun halus
Ternyata Zikir Nafas juga berguna untuk melindung diri dari serangan orang yang dengki. Kita perlu awas diri, kerana kita tidak pernah bisa mengukur hati orang. Kita bersih hati saja pada orang lain kan? Cara untuk melindungi diri kita, anak kita dan bahkan teman kita, iaitu dengan cara bermunajat dahulu, tariklah nafas dengan membaca Basmalah… dalam durasi tahan, bacalah Asma Ya Khafiidu Ya Qadiir sebanyak 3-7 kali dan hembuskan di kedua telapak tangan dan sapulah diri kita. Sebaiknya dilakukan saat akan berpergian, hendak tidur atau memasuki daerah yang tidak aman (misalnya banyak samsengnya). Saat kita melihat ada saudara kita dizalimi, cara yang sama dapat kita gunakan. Sedikit tambahan, saat anda menahan nafas seraya memandang orang-orang yang menzalimi (mengeroyok, memukul, dsb) kepada saudara anda atau orang lain, jika anda mengepalkan tangan anda, orang-orang tersebut akan terhenti bahkan dengan izin Allah akan terpental jatuh.



Wallahu a’lam bissawab.

Penutup
Demikianlah, betapa Zikir Nafas memiliki kekuatan yang luar biasa, yang dapat kita gunakan demi kepentingan kita secara peribadi maupun untuk membantu orang lain yang kesusahan atau dizalimi. Kamu dapat menembak jika kamu punya pistol, dan juga peluru. Kamu hanya dapat memanfaatkannya jika langkah-langkah yang saya sebutkan pada pasal-pasal sebelumnya telah kamu terapkan. Berkekalanlah dengan zikir nafas, jika kita dekat dengan Allah maka kita akan menjadi kaki tangan Allah untuk membantu manusia lain yang memperlukan bantuan yang dari Allah semua datangnya. Ketahuilah, di zaman Islam baru disebarkan, para penyebar Islam banyak ditakuti, dimusuhi kerana dianggap mengganggu keyakinan lama. Dengan pertahanan dan bantuan dari Allah semacam inilah mereka dapat memerangi dan menyebarkan Islam secara berhasil. Nabi Muhammad memang tidak memerlukan hal ini, kerana bahkan Jibril langsung datang dihadapannya. Tetapi kita masih memerlukan banyak upaya khusus untuk dapat memperkuat upaya dakwah kita dan bahkan untuk mengamankan kehidupan kita ditengahtengah modernisasi yang serba berdampak ganda ini.



Wallahu a’lam bissawab.

Semoga apa yang kami atau saya paparkan ini mendapatkan tempat di dalam kehidupan kita sekalian untuk diaplikasikan, marilah perkuat dasar dan merapatkan barisan. Dengan izin Allah, kita maju.



Wallahu a’lam bissawab.