‘Cinta’ yang bersifat pengikatan diri kepada sesuatu yang dicinta, seperti ibu ini, hanya akan membawa kedukaan. Pengikatan diri kepada keluarga, kepada harta benda, kepada kemuliaan duniawi, kepada kesenangan, sebenarnya bukanlah cinta kasih sejati, melainkan nafsu mementingkan dan menyenangkan diri sendiri belaka. Segala sesuatu, baik benda hidup ataupun mati, yang dipunyai seseorang secara lahiriah, kalau sampai dimiliki pula secara batiniah, hanya akan menimbulkan kesengsaraan.
Segala sesuatu tidak kekal di dunia ini, sekali waktu tentu terjadi perpisahan. Kalau kita mengikatkan diri kepada sesuatu, berarti kita memiliki secara batiniah dan seolah-olah yang kita miliki itu telah berakar di dalam hati. Jika tiba saatnya kita harus berpisah dari sesuatu yang kita miliki secara batiniah itu, sama saja dengan dicabutnya sesuatu itu dari hati sehingga merobek dan menyakitkan hati. Mengikatkan diri kepada apapun juga, kepada suami, isteri, anak, keluarga, harta dan apa saja berarti menghambakan diri dan ikatan-ikatan ini yang membuat orang menjadi takut dan khuatir.
Takut kalau-kalau dipaksa berpisah, kerana kehilangan, kerana kematian dan lain-lain. Rasa takut akan perpisahan dengan yang telah mengikat dirinya, membuat orang menjaga dan melindungi mati-matian, dan untuk ini tidak segan-segan orang menggunakan kekerasan. Timbullah pertentangan, dan dari pertentangan ini lahirlah kesengsaraan hidup.
Segala sesuatu tidak kekal di dunia ini, sekali waktu tentu terjadi perpisahan. Kalau kita mengikatkan diri kepada sesuatu, berarti kita memiliki secara batiniah dan seolah-olah yang kita miliki itu telah berakar di dalam hati. Jika tiba saatnya kita harus berpisah dari sesuatu yang kita miliki secara batiniah itu, sama saja dengan dicabutnya sesuatu itu dari hati sehingga merobek dan menyakitkan hati. Mengikatkan diri kepada apapun juga, kepada suami, isteri, anak, keluarga, harta dan apa saja berarti menghambakan diri dan ikatan-ikatan ini yang membuat orang menjadi takut dan khuatir.
Kho Pin Khoo